Minggu, 25 Januari 2009

Merindukanmu

Ingatkah kau saat saat aku melihatmu sambil tersenyum.
Menatapmu dengan penuh rasa damai menyelimuti seluruh ragaku.
Merasakan hembusanmu diseluruh kulitku.

Peluhku kau usap dengan lembut dan memberikanku suasana hati terindah.
Paru-paruku kau berikan udara bersih tanpa kontaminasi.
Dahagaku kau isi dengan jernih air yang sejuk.

Ingatkah kau saat malam tiba, bintang-bintang menyapa kita dari langit
Menemaniku bersama api unggun dan teh hangat.
Menyelimutiku dengan dingin tapi ku suka.
Tenda dan sleaping bag akan menghangatkanku jadi kau tak perlu khawatir aku akan kedingingan.

Nafasku kerap kali tidak beraturan
Peluhku bercucuran bersama langkahku
dan sesekali ku beristirahat dan melepaskan dahaga dan lapar ditemanimu.
Melihat elok hijaumu, hembusan anginmu, indah elang terbang diangkasa sudah cukup untuk menghilangkan rasa lelah ini.

Ingatkah kau saat kutemukan kau sedang mengalir deras.
Dinginmu seperti aku memiliki alat pendingin air pribadi.
Mengalir memotong jalan setapak, bening dan dingin itulah kamu.

Kau hilangkan haus dahagaku,
Kau segarkan kembali wajahku yang penuh debu dan peluh
Kau memberikanku kehidupan

Ingatkah kau saat aku berada diatas segalanya
Saat aku dapat menatap bersama langit
Melihat dunia yang ada dibawah kakiku
Indah surya menyapa diufuk timur
memberikan kehangatan setelah dingin menyelimuti

Aku sangat merindukanmu.
Apakah kau merindukan sapaanku?
sapaku yang mungkin hanya meninggalkan jejak kaki
sapaku yang mungkin hanya dapat mengambil gambar indah elokmu
sapaku yang mungkin hanya tersisa dicatatan-catatan mengenai perjalananku bersamamu
sapaku yang mungkin tidak begitu kau rindukan
sapaku yang mungkin tidak berdampak banyak akan perubahan yang lebih baik untuk mu
sapaku yang kini mungkin ada menyisakan suatu kerinduan akan dirimu.
Aku sangat berharap dapat kembali menyapamu dan kau pun akan merindukanku sama seperti ku merindukanmu kini