Rabu, 13 Oktober 2010

Bandung, 09-10 Oct 2010

Hari Sabtu siang, tanggal 09 Oktober 2010 aku bersama tiga orang kawan (Jeng Mile, Hajar dan Mas Boy) bergerak dari Jakarta menuju Bandung. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali saya berkunjung ke Bandung. Banyaknya kenangan membuatku selalu kangen dengan kota ini karena sebelumnya saya kuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom), yang sejak bulan November 2008 menjadi Institut Teknologi Telkom (IT Telkom. Empat setengah tahun waktu yang kuhabiskan di kota ini.

Kami sampai di Bandung sore hari dan langsung di sambut dengan kemacetan di jalan Buah Batu. Sore itu kami lalui dengan makan sop buah di belakang gedung sate. Sekedar ingin mengingat jaman dulu saat masih kuliah, nongkrong disini sambil menikmati sore ditemani semangkok sop buah yang nikmat. Semangkok sop buah harganya Rp 10.000, isinya ada mangga, apel, pear, bengkoang, lengkeng, melon, strawberi, durian, jelly, dan susu.

Selepas menyantap sop buah, kami langsung menuju Bebek Van Java untuk makan malam. Bebek Van Java punya 2 lokasi di Bandung, Jl. Lombok No. 47 dan Jl. Dipati Ukur No. 5A. Harga satu porsi nasi + bebek disini berkisar Rp 25.000. Selepas memuaskan perut, kami pun menuju kosan Siti untuk beristirahat. Siti adalah kawan kami yang bekerja di Bandung, kamarnya adalah tempat penampungan sementara untuk para karyawan dari Jakarta. Mas Boy sendiri sudah punya tempat penampungan lain tentunya. Satu jam kemudian kami bergerak menuju Dago Plasa untuk mencari hiburan. Semua tempat karaoke dan bilyard penuh sehingga kami memutuskan untuk memuaskan perut dengan makan surabi ENHAI di Jalan Setia Budi. Kalau dari datang dari arah bawah, tempatnya ada disebelah kanan jalan. Harga surabi cukup terjangkau dari Rp 4000 - Rp 7000

Minggu pagi, 10 Oct 2010, atau lebih indah bila disebutkan 10-10-10. Tanggal cantik ini dipilih untuk jadi tanggal diselenggarakannya moment 4 tahun sekali Pasar Seni ITB yang menyebabkan Dago macet parah. Untuk masuk Pasar Seni ini pengunjung tidak dipungut biaya. Sesampainya kami di ITB, nuansa macet masih terus menghantui. Suasana di kampus ITB juga macet parah oleh para pengunjung. Lautan manusia sangat padat memenuhi tempat yang sebenarnya sangat luas ini. Pengamanan tidak terlihat begitu mencolok. Saya bahkan tidak melihat polisi yang bertugas di dalam acara. Begitu sampai di lokasi, kami langsung mencari sesuap nasi. Puas makan nasi padang seharga Rp 17.500, kami pun mulai bergerak untuk melihat lihat "isi" dari Pasar Seni yang masih saja penuh sesak oleh lautan manusia.

Karena terlalu banyak manusia, seni yang ditampilkan jadi tidak terlihat begitu menarik. Akhirnya kami menyerah dan pukul 17.00 kami meninggalkan lokasi. Tidak membeli apapun yang dipamerkan malah saya dan Mile membeli kaos Bandung dan siti membeli tanaman pot. Lumayan, daripada pulang dengan tangan kosong.he he he.

Bandung my beloved city..always has a place in my heart..