Rabu, 31 Maret 2010

Serendipity

Sebuah tulisan lama yang menceritakan tentang salah satu karya film Hollywood, "Serendipity", saat sedang membuka tumpukan tulisan lama di note book, saya tidak sengaja melihat tulisan ini, dan akhirnya kuputuskan untuk meng-uploadnya ke blog ini.

Serendipity, movie yang baru saja saya nonton di notebook saya. Beberapa kawan saya merekomendasikan film ini. Sebuah film drama yang tertinggal cukup lama dikumpulan film ku. Film action, komedi dan kartun lebih menarik minatku dibandingkan sebuah drama romantis. Sudah hampir sebulan ini saya selalu menonton One Piece, salah satu anime yang sangat inspiring buatku. Lantas, kemarin malam salah satu episode yang harus saya tonton bersubtitle ajaib bersubtitle spanyol, sepertinya. Terpaksa malam ini saya tidak dapat melanjutkan petualangan Luffy, main character of One Piece, hingga episode yang bersubtille English saya dapatkan. Maka jadilah malam ini saya membongkar timbunan movie yang ada. Beberapa judul film sempat menarik minat saya, namun pilihan jatuh ke ”Serendipity”, mengingat film ini adalah rekomendasi dari beberapa kawan, maka saya memilih film ini untuk saya tonton. Jujur, saya tidak tau arti dari serendipity, tidak sebelum saya menonton film ini. Suatu ketidaksengajaan adalah takdir. Dari sini, film ini mencoba menampilkan, sebuah takdir tidak serta merta datang dengan mudah, harus ada usaha dari orang tersebut untuk memenuhi takdir tersebut. Apakah sebuah ketidaksengajaan adalah sebuah takdir? Itu adalah pertanyaan yang ada dalam pikiranku saat ini. Lantas mari kembali ke awal, apakah sebuah ketidaksengajaan saya menonton film ini? Apakah sebuah ketidaksengajaan sehingga anime yang selalu ku tonton tiap malam tiba-tiba bersubtitle spanyol sehingga malam ini saya menonton ”Serendipity”? Bila semua ini adalah ketidaksengajaan, maka apa maksud dari ini semua? Apakah film ini mencoba menampar muka ku dan berkata ”Wake up!!” Semua ketidaksengajaan akan berujung sebuah takdir apabila kita mau berusaha untuk memenuhinya. Maka mulailah berpikir untuk memenuhi takdir yang mungkin sudah mencoba menyapamu dengan berbagai ketidaksengajaan yang datang ke dalam kehidupanmu.

Sebuah film drama karya Hollywood yang cukup ringan, dengan ending yang sangat Hollywood sekali. Baik ditonton dikala senggang dan dikala suasana melankolis.

Lantas pikiranku kembali ke beberapa saat yang lalu, mengingat-ngingat berbagai ketidaksengajaan yang datang. Sebuah senyum simpul menghampiri, sejenak akhirnya aku meng-iya-kan, memang betul, saat kita tidak ingin memenuhi takdir itu, maka ia tak akan pernah datang untuk selamanya. Biarkan sebuah ketidaksengajaan menemukanmu dan lakukan yang terbaik untuk memenuhi takdir itu, takdir yang kau inginkan. Sebab sebuah ketidaksengajaan adalah tanda dari sebuah takdir.

Jumat, 05 Maret 2010

Just dive.. when you feel bored with the land

Sebuah kisah yang kunanti terukir dalam perjalanan kehidupanku..

Hari itu, tgl 20 – 21 February 2010 saya menyelam di kedalaman laut, melihat kehidupan laut yang selama ini hanya dapat saya lihat di televisi. Melihat bagaimana school fish berenang bersama, bagaimana nemo si ikan badut bermain di anemon nya, dan bagaiamana melihat begitu banyak ikan bermain main di dekat karang habitat mereka. Saya bahkan sempat melihat seekor penyu laut lengkap dengan seekor remora di punggungnya, dayangnya yang setia. Sungguh kehidupan laut yang sungguh indah, dan saya beruntung dapat melihatnya.

Tanggal 20 Februari, kami bersembilan berangkat dari muara angke menuju pulau pramuka. Saya, Iman dan Wibi mengambil sertifikat PADI bersama Joe, sedangkan Adit dan Dito mengambil sertificat Possi bersama om Andre, dua orang rekan, Memoy dan Binbin adalah peserta fun dive yang ikut bersama trip kami. Ini adalah kali kedua saya ke pulau pramuka. Saya sempat ngobrol bersama seorang bapak di atas perahu. Bapak itu bernama bapak Abidin, yang tinggal di pulau Panggang. Kebiasaan sehari hari Pak Abidin adalah bekerja di Jakarta, dan di pulau Panggang ia berdagang bersama istrinya. Sebuah kehidupan sederhana yang menurutku indah dan beragam. Pak Abidin sempat bercerita mengenai musibah yang pernah terjadi di salah satu lokasi diving di sekitar pulau pramuka, hal ini membuatku cukup merinding namun perlu diingat segala hal dapat kita hindari apabila mengikuti segala safety procedure yang ada, namun apabila memang sudah musibah, kita harus selalu siap akan resiko yang ada. Sekitar dua jam perjalanan kami lewati dengan cuaca yang cerah, hari yang menyenangkan sebab ini masih musim hujan, dan sehari sebelum keberangkatan hujan sangat lebat, terima kasih Tuhan atas hari yang cerah ini.

Kami tinggal disebuah penginapan yang tepat menghadap laut, ada 2 kamar tidur lengkap dengan AC dan satu kamar tidur dengan kipas angin serta ada 3 kamar mandi. Sebuah komposisi yang cukup untuk kami bersembilan. Setelah makan siang dan beres-beres peralatan pukul 11.00 kami mulai persiapan untuk turun ke laut. Deg degan…itu yang kurasakan. Meskipun seminggu sebelumnya saya telah latihan di kolam, namun rasanya cukup menegangkan bila harus berada di laut dengan dengan segala peralatan ini. Berikut beberapa hal yang patut kita ikuti bila ingin diving :
1.Diving harus bersama buddy (teman yang menemani kita turun, minimal satu orang)
2.Bila belum pernah turun disalah satu lokasi diving, harus mencari informasi lokal di daerah tempat kita akan turun, atau meminta jasa guide dive master daerah tersebut.
3.Isilah tabung di tempat yang anda percaya.
4.Gunakan wet suit lengkap (tangan dan kaki di cover) untuk menjaga panas tubuh dan menghidari lecet atau luka bila terkena binatang laut.
5.Pakai jam tangan untuk mengingatkan kita sudah berapa lama di dalam laut.
6.Planningkan dengan cermat sebelum turun, ingin berada di kedalaman berapa meter, dan berapa lama.
7.Jangan paksakan diving bila sedang tidak enak badan, flu atau sakit.
8.Jangan pernah menahan nafas saat diving
9.Kecepatan naik ke permukaan adalah maksimum 18 meter/menit

Sebenarnya banyak sekali ilmu baru yang saya pelajari saat dive, namun disini saya akan menuliskan lebih banyak mengenai dasar dari ilmu selam itu sendiri yaitu : Buoyancy. Sebelumnya saya sering mendapatkan pertanyaan dari kawan kawan yang ingin belajar dive, ”Saya belum bisa berenang, bagaimana mau belajar diving?” Lantas saya bertanya ke instruktur selam dan teman teman yang sudah biasa diving, jawaban mereka sangat simple dan terkesan bercanda ”Yang penting bisa tenggelam”

Saat saya belajar mengenai buoyancy dan mempraktekkannya di kolam dan di laut, saya lantas mengerti arti dari jawaban tersebut. Ada tiga tipe buoyancy :
1.Positive buoyancy : bila suatu benda terapung
2.Negative buoyancy : bila suatu benda tenggelam
3.Neutral buoyancy : bila benda tersebut tidak terapung dan tidak tenggelam.

Sebagai seorang diver, sangat penting untuk dapat mengontrol buoyancy saat berada di permukaan ataupun di dalam air. Saat berada di permukaan, akan sangat penting untuk positive buoyancy dan saat berada dalam air, kita akan lebih sering menggunakan neutral buoyancy.

BCD (Buoyancy Control Device) and weigh belt
Untuk mengontrol buoyancy kita menggunakan 2 alat, yaitu BCD dan weigh belt. Ternyata untuk tenggelam dilaut yang memiliki massa jenis lebih besar dibandingkan dengan air tawar itu sangat sulit sebab hal ini membuat manusia itu lebih positive buoyancy bila berada di laut. Adalah tidak mudah bila kita ingin tenggelam di dalam laut tanpa bantuan alat dan teknik untuk tenggelam. Saat turun dilaut saya menggunakan 5 kilo tambahan di weigh belt yang membantu saya untuk tenggelam. Orang yang sudah ahli mengontrol buoyancy tubuhnya, tidak perlu memerlukan banyak pemberat untuk tenggelam, seperti yang dilakukan oleh instruktur saya yang memiliki tubuh ceking tanpa daging, namun hanya memakai 2 kilo tambahan pemberat. Sedikit sirik, namun beginilah bedanya seorang master dan newbie.


Selain menggunakan 2 alat yang saya sebutkan diatas, kita dapat mengontrol buoyancy dengan teknik exhale dan inhale. Saat kita inhale, otomatis paru-paru kita akan terisi dengan udara dan membuat kita lebih positive buoyancy, dan bila kita exhale paru-paru kita akan menciut dan membuat kita lebih negative buoyancy. Bila melihat konsepnya sih cukup mudah, namun cukup sulit dilakukan saat berada dalam laut. Buoyancy control adalah ilmu dasar seorang diver, bila kita sudah ahli mengontrol buoyancy maka bisa melebarkan sayap untuk mempelajari underwater photography.

Tiba saatnya saat persiapan alat.
1.Memasang tabung ke BCD. Jangan sampai terbalik memasang tabungnya. Bila memakai yoke system, the ”O” ring harus berada di dalam (menghadap BCD)
2.Memasang regulator dan SPG (Submersible Pressure Gauge) ke tabung. Indikasi yang benar adalah, semua alat pernafasan berada di sebelah kanan, yaitu regulator utama dan cadangan berada di sebelah kanan. Sedangkan SPG dan BCD control berada disebelah kiri.
3.Buka tabung, check regulator dan BCD control, lalu lihat SPG untuk mengetahui tekanan isi tabung. Bila memakai satuan bar, adalah sekitar 200 bar, dan bila memakai satuan spi, adalah sekitar 3000spi untuk tabung yang terisi full.
4.Bila persiapan sudah oke, siap utuk melakukan penyelaman bersama buddy.

Ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan buatku, selain karena ini adalah keinginan terpendam saya yang sudah berumur 5 tahun, tapi juga karena saya dapat membuktikan bahwa diving itu memang sangat menyenangkan sama seperti bayangan saya sebelumnya, bahkan jauh lebih menarik dari bayangan saya sebelumnya.

Lokasi penyelaman pertama adalah disekitar pulau semak daun. Setelah menyelam selama kurang lebih 30 menit, kami mampir ke pulau semak daun untuk makan siang. Disana saya bertemu dengan sebuah keluarga yang menjaga pulau ini. Ada seorang kakek, anak dan cucunya. Kakek itu bernama bapak samsuri, seorang bapak yang sebenarnya tinggal di pulau kelapa tak jauh dari pulau semak daun. Tiap dua minggu sekali pak samsuri ke pulau semak daun dan ganti-gantian dengan keluarga untuk menjaga pulau ini. Pak samsuri memberikan kami ubi goreng yang rasanya sangat nikmat, keramahan penduduk pesisir mengingatkan saya akan keramahan penduduk di kaki gunung. Selain pak Samsuri, disana saya juga berkenalan dengan seorang pemilik kapal bernama Pak Aing. Pak Aing sendiri memiliki dua buah kapal yang biasa disewakan untuk para tamu pulau pramuka dan saat itu sendang istirahat dirumah pak samsuri selagi menunggu tamu Pak Aing bermain main di pulau semak daun.

Hari itu saya cukup beruntung mendapatkan pengalaman baru saat kaki saya terkena sesuatu benda laut, entah karang atau sejenis tanaman. Kaki saya kebetulan tidak memai boot dan hanya memakai fin saja, lantas sebagian kaki yang tidak tercover terkena sesuatu itu dan terasa sangat perih sekali. Ingin teriak rasanya dan memanggil buddy yang berada di depan, namun apa daya ini di dalam laut, tidak dapat teriak dan komunikasi sangat minim, saya akhirnya hanya dapat menahan perih yang berangsur-angsur menghilang. Saat naik ke permukaan, terlihat merah di kaki saya, namun hanya berupa bintik-bintik kecil. Saya pikir ini akan segera sembuh, namun ternyata sudah seminggu saya memiliki luka ini, dan belum sembuh juga. Bintiknya menjadi bengkak dan berwarna merah, kemungkinan besar ada racunnya, jadilah kaki saya berwarna merah darah seperti sedang alergi dan terlihat sedikit bengkak. Saat itu instruktur saya menyarankan untuk dikompres pake air mendidih sekitar 80 derajat celcius sebab menurut pengetahuannya, racut mahluk laut itu rata-rata adalah protein based yang akan mati bila dipanaskan oleh air mendidih, entah mau ngerjain saya atau memang ingin membantu, namun saya coba saja. Percaya atau tidak, bengkaknya langusng menghilang, dan berangsur angsur tidak begitu gatal. Saya cuma minum obat antibiotik dan mengompres dengan air panas, ternyata manjur juga

Hari kedua kami habiskan di dermaga pulau pramuka. Airnya cukup butek, namun Binbin masih sempat melihat seekor mandarin fish yang cukup membuat heboh om andre dan om Joe. Dua hari sudah saya bermain main di laut dan menyisakan banyak sekali kisah yang menyenangkan. Terima kasih Tuhan atas kesempatan yang kau berikan padaku untuk menikmati satu lagi keindahan alam yang kau ciptakan. Tingginya gunung sudah kucapai, miringnya tebing sudah kurasakan, derasnya aliran sungai sudah kulalui, dalamnya perut bumi sudah kuhampiri, terbang diketinggian bukit sudah kucoba, kini dalamnya lautan sudah kurasakan hingga 18 meter, maksimum kedalaman untuk Open Water PADI certification

God, your earth is so beautiful, thanks for all this things