Jumat, 12 Juli 2019

Tantangan Sabar


Malam yang menemaniku pantang menyergap segala keresahan hati yang gelisah. Hari ini hari Jumat, sebuah akhir Minggu yang mungkin untuk sebagian besar mahluk di Bumi bergembira. Sebuah akhir minggu yang selalu dinanti. Mungkin kalau hari Jumat itu seorang pria tampan, dia seperti Nicholas Saputra, kakak ganteng yang selalu didamba (lol). Aku melihat langit yang mulai berubah menjadi gelap, seakan memanggilku untuk menikmati malam dengan lebih intim. Ahh...semesta ini selalu menggodaku.

Akupun memutuskan untuk berhenti sejenak untuk menikmati kopi. Membuka laptop dan mencoba untuk mulai kembali menulis. Aku mulai dengan cerita tentang almarhum ayahanda tersayang. Ternyata air mata tidak mau berhenti mengalir. Semakin jari ini mengetik kisahnya, aku menangis. Nyatanya aku masih belum bisa menerima, belum bisa sabar akan situasi kehidupanku tanpanya. Sabar tak henti menjadi sebuah mata pelajaran yang belum bernah selesai aku lewati. Mungkin besok, lusa atau minggu depan, semoga tidak terlalu lama. Kuputuskan untuk menikmati sisa hari ini dengan lebih sabar.

=========== 

Seorang teman pernah mengingatkanku untuk kembali menulis. Dan setelah sekian tahun berlalu, inilah makna hidup yang ingin aku wujudkan. Tantangan sabar untuk hati yang gelisah.

Selamat malam, wahai langit dan bintang,
Denpasar, 12 Juli 2019