Kamis, 09 September 2010

14-30 Juni 2007-Part III (caving-mountaineering-rock climbing)



Part III : Rock Climbing, Tebing 48, Citatah, Padalarang, Jawa Barat

22 Juni 2007,
Sekitar pukul 13.00 saya dan sapi sampai di tebing 48. Pukul 13.30 saya naik di jalur top rope untuk standby di top untuk mengawasi anak-anak KA yang bergantian memanjat ke top. Setiba di top, saya bertugas mendampingi mereka untuk melakukan rappeling.

Top Rope

Rappeling
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 dan hari sudah mulai gelap. Saya mendapatkan instruksi untuk segera turun dan cleaning. Karena hari sudah sangat gelap, sebenarnya cleaning cukup rawan untuk dilakukan namun saya tetap memutuskan untuk tetap cleaning, toh sudah ada headlamp dan terang bulan yang remang-remang. Sekedar saran bila ada yang mengalami kejadian yang sama, sebaiknya cleaning dilakukan besok pagi saja, selain lebih secure, juga lebih baik untuk psikologi dan kesehatan mata. Tapi berhubung waktu itu saya lagi diatas jadi sekalian saya tuntaskan saja. Inti yang terpenting adalah, tetap safetey procedure dijalankan.

23 Juni 2007,
Materi pendidikan hari kedua adalah artificial dan SAR.

Vertical Rescue
Pukul 15.00 saya melihat masih ada beberapa sisa nasi bungkus tadi siang. Karena merasa sayang, nasi tersebut saya makan bersama anak-anak yang lain yang sedang beristirahat. Setelah makan perutku terasa aneh, mendadak kembung dan masuk angin. Tapi saat itu saya masih merasa biasa saja, dan beranggapan akan segera sembuh. Mungkin ada 100 x saya bersendawa dan kentut tapi perut tetap saja kembung. Saat saya masih berjuang untuk terus berusaha membuang angin dari atas dan bawah sebanyak banyaknya, saya dipanggil untuk manjat di jalur 10. Sudah hampir 3 tahun saya tidak memanjat di jalur ini, jadi akhirnya saya pun mencoba manjat lagi di jalur 10. Ternyata kemampuan manjat saya masih bagus, bisa sampai pada runner terakhir yang dipasang.

Base Camp
Semua materi telah selesai dan kami pun packing dan berdoa untuk perjalanan pulang ke Bandung. Mungkin waktu itu saya lupa berdoa untuk kesehatan perut, jadinya pada saat perjalanan naek motor, perut itu melilit sakit sekali. Badan saya sampai keringat dingin, bunyi perut sudah tidak karuan, akhirnya saya meminta Sapi untuk berhenti di pom bensin dan mengeluarkan isi perut yang dari tadi sudah berontak ingin keluar. Rasanya sangat puas, bahkan boleh dibilang sungguh nikmat. Dunia terlihat lebih indah dan bersinar. Sungguh tidak rugi membaryar 1000 perak untuk toilet itu. Mungkin ini lah 1000 perak pertama yang sangat bahagia saya berikan ke petugas penjaga toilet.

Setelah box box tadi kupikir sakit perutku akan hilang, ternyata masih ada, bahkan lebih parah hingga ingin muntah. Saya menahan diri dengan susah payah agar tidak bocor atas dan bawah selama perjalanan. Setiba di kosan saya kembali nyetor berkali kali. Rasanya tenaga ini sangat terkuras. Bahkan saya akhirnya jackpot untuk yang pertam kalinya sejak muntah terakhir pada waktu SD. Semua makanan yang dimakan tadi pagi dan siang keluar semua dari mulut dan hidung, sangat menyakitkan rasanya. Badan terasa sangat lemah setelah muntah, dan saya saya terkapar dilantai kamar hingga jam 00.00. Saya terbangun untuk mandi karena merasa sangat kotor karena belum mandi 2 hari sejak kegiatan di Citatah.

Tidak ada komentar: