Kamis, 09 September 2010

Untung Jawa

Pulau Untung Jawa merupakan salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Seribu. Pulau ini terletak di sebelah barat Teluk Jakarta. Untuk menuju pulau ini kita bisa melalui dua tempat yaitu Muara Angke dan Pantai Tanjung Pasir, Tangerang. Dari Muara Angke, kapal tujuan Pulau Pramuka dan Pulau Tidung selalu menyediakan kesempatan bagi siapapun untuk singgah sebentar di Pulau Untung Jawa. Ini dikarenakan letak Pulau Untung Jawa yang terletak di tengah-tengah, diantara pulau-pulau yang dilewati kapal penyebrangan. Penyebrangan yang terdekat dapat dilakukan dari Pantai Tanjung Pasir dalam waktu 20 menit. Transportasi di Pantai Tanjung pasir – Pulau Untung Jawa Meggunakan kapal kecil bertenaga Diesel truk. Menurut info terakhir ongkos perahu ke Pulau Untung Jawa Rp 10.000

Kapal untuk menyeberang
Hari Minggu tanggal 29 Agustus 2010 team Corporate Social Responsibility (CSR) dari kantorku membuat acara Bazar murah di Pulau Untung Jawa. Program Bazar murah ini akan menjual baju-baju bekas yang masih layak pakai dengan berkisar Rp 1000 – Rp 20.000. Program ini sengaja dilakukan selama bulan Ramadhan. Baju baju bekas yang akan dijual sebelumnya telah dikumpulkan dari karyawan kantor dan terlebih dahulu di laundry dan diberi label harga. Program ini dibantu oleh LSM dari Bogor, forum Badak.

Disana saya dan Dhanti membantu di kasir. Setiap pembeli yang membayar di kasir akan mendapatkan souvenir (pulpen Esia), aqua gelas dan ta’jil. Pembeli dengan jumlah belanjaan minimum Rp 10.000 akan mendapatkan kupon yang dapat ditukarkan dengan kartu Perdana “Esia” seharga Rp 10.000. Hasil penjualan akan dibelikan sembako untuk masyarakan Untung Jawa yang kurang mampu.

Masyarakat Pulau Untung Jawa ternyata sudah menunggu kedatangan kami sejak pagi hari, sebab dari informasi yang mereka dapatkan harga bazaar yang sangat murah membuat mereka sangat antusias. Mereka bahkan bertanya dengan seakan tidak percaya kepadaku “Mba ini benar harganya segini?” tanya salah seorang ibu sambil menunjuk harga Rp 3000,- untuk sebuah kemeja yang masih bagus.
Sangking antusiasnya, Pak Darno dari forum Badak harus naik ke meja untuk berteriak memberi pengarahan kepada masyarakan yang sudah berkumpul dan mengelilingi meja dagangan.

Pak Darno memberi pengarahan
Pembeli dari ibu ibu, bapak bapak, remaja bahkan anak anak kecil. Kebanyakan dari anak kecil lebih tertarik pada ta’jil yang kami sediakan. Beberapa dari mereka bahkan ingin memberi ta’jil tersebut. Dengan berat hati kami katakana bila ingin ta’jil maka harus belanja terlebih dahulu. Alhasil beberapa anak memanfaatkan kesempatan ini, mereka akan mencari baju dengan harga Rp. 1000 dan mengambil ta’jil yang mereka inginkan. Beberapa anak melakukan hal ini hinggal berkali kali. Lucu melihat tingkah laku anak-anak yang masih polos namun cerdik seperti mereka. Kami menyediakan 4 macam jenis ta’jil yang dapat mereka pilih salah satu, kurma, kue pisang coklat, egg roll, dan brownies. Kebanyakan dari mereka sangat menyukai kue Brownies.

Kasir
Ternyata lelah juga menjadi kasir, saat pembeli sudah mulai sedikit, kira-kira pukul 16.00 saya mengambil kamera untuk mengambil beberapa gambar disekitar pantai. Pohon bakau terlihat disekeliling pantai pulau Untung Jawa. Tak lupa kami juga menyewa sepeda Rp 5000/jam untuk berkeliling di pulau ini. Suasana yang indah dan tentram membuatku ingin sejenak rebahan di pinggiran pantai namun terhalang masalah waktu sehingga niat itu saya urungkan.

Pantai  Untung Jawa
Waktu yang semua orang tunggu akhirnya datang juga, yaitu waktu berbuka. Walaupun saya tidak berpuasa, namun tetap saja suasana puasa disekeliling membuatku tidak leluasa untuk makan maupun minum, alhasil untuk minum saya harus ngumpet sebab teman-teman yang sedang berpuasa wajahnya dapat terlihat sudah sangat kehausan dan saya tidak tega menggoda mereka. Es kelapa muda menjadi hidangan yang sangat nikmat malam itu. Rasanay pas, kelapanya muda, sungguh nikmat kehidupan pesisir apalagi hidangan malam itu adalah udang goreng tepung, ikan kakak bakar, ikan kuwe bakar, udang asam manis dan kangkung cah. Sayangnya saat itu tidak ada kerang dan kepiting, Seafood memang makanan terlezat buatku.

Perut sudah kenyang dan malam semakin larut, kami pun beranjak dan pamit untuk kembali naik kapal menuju Pantai Tanjung Pasir, tepatnya pantai 88 tempat kami memarkirkan mobil.

Tidak ada komentar: