Jumat, 24 Juli 2020

Penutupan Kartu Kredit

Perjalanan dalam penutupan satu buah kartu kredit terjadi pagi ini. Alasan penutupan kartu kredit adalah aku tidak berkenan untuk membayar iuran tahunan dan dari pihak bank memberikan syarat perpanjangan cuma-cuma dengan melakukan transaksi minimum tiga juta rupiah dalam waktu tiga minggu. Berhubung setelah melewati masa itu tidak mencapai transaksi 3 juta, maka sebagai nasabah yang baikpun aku kembali menelepon call center untuk melakukan penutupan. Lagipula aku masih punya satu buah kartu kredit dari bank yang sama, jadi menutup satu kartu sebaiknya dilakukan persegera dengan menelepon call center.

"Mba saya mau menutup kartu kredit saya"
"Baik bu, bila ingin menutup seluruh tagihan harus sudah dibayarkan"
"Baik mba, kalau begitu berapa yang harus saya bayar?"
"Totalnya xxx pelunasan dengan materai"
"Oke mba, sebentar saya langsung bayar jangan ditutup" Akupun langsung bayar menggunakan mobile banking karena tidak ingin terganggu pikiran kartu kredit jadi aku ingin segera selesai.

"Baik kalau boleh tahu, alasan penutupannya kenapa ya bu?"
"Saya ga mau bayar iuran tahunan, lha....tadi saya malah bayar iuran tahunan dong ya?"
"Iya mohon maaf ibu, karena kami tidak tau kalau alasan penutupan adalah karena iuran tahunan"
"Lah trus ini gimana mba? saya udah ga mau lanjut lagi, malah bayar iuran tahunan"
"Ibu bagaimana kalau dilanjutkan saja cukup transaksi 3 juta hingga 3 minggu kedepan dapat kami bebaskan iurannya"
"Mba ini saya udah coba dan tagihan saya tidak mencukupi makanya saya tutup. Lah ini gimana kok saya malah disuru bayar semua tadi"
"Ini bisa di refund bu, nanti ada biaya refund Rp. 50.000, dan pengajuan refundnya baru bisa besok karena tagihannya masih menggantung belum ter-state"

"Yaudah, kalau masih menggantung batalkan saja pembayaran saya, kan masih menggantung berarti belum masuk"
"Ini pembayarannya sudah masuk tapi masih belum ter-state bu, jadi butuh satu hari sampai ter-state. Bagaimana bu?

"Lha ini kenapa saya yang ditanya bagaimana? saya yang harusnya nanya ini bagaimana mba? Kenapa saya harus nelpon lagi? ini saya mau segera tutup makanya langsung saya bayar tadi. Sekarang malah harus nelpon lagi trus äda biaya lagi, ini namanya bisa penipuan ini"

"Kalau besok kan Sabtu akan lebih sepi kalau nelpon"
"Lah iya, mba suru saya nelpon hari Sabtu juga saya ingin istirahat"

"Baik tunggu sebentar ya bu, saya buatkan laporannya terlebihdahulu, jangan ditutup."

Singkat cerita prosesnya penutupan kartu kredit dan pengajuan refund dapat dilakukan saat itu juga. Penghapusan iuran tahunan dilakukan dengan memakan waktu 5-7 hari kerja. Setelah itu uang baru dapat di proses refund ke rekening pembayaran dengan waktu proses 3-5 hari kerja. Walaupun masih sedikit sebal karena secara tidak langsung harus membayar biaya refund Rp. 50.000 aku setuju untuk menutup kartu kredit tersebut daripada harus emosi dan lama lagi. Setidaknya aku tidak perlu menelepon kembali esok hari.

Beberapa saat kemudian, call center dengan orang yang sama kembali menghubungiku dan memberitahukan bahwa proses refund membutuhkan data cabang Bank dan nomer rekening dan melakukan konfirmasi besar refund sebesar Rp. 600.000,- 

Moral of the story 
Buatku tidak ada yang tidak bisa dalam memperbaiki bisnis proses. Beberapa kali bersitegang dengan instansi atau perusahaan publik dengan bisnis proses yang panjang dan menyusahkan. Kenapa harus naik emosi terlebihdahulu agar bisnis proses diperbaiki? Aku selalu menggunakan logika berpikir dalam melihat rootcause setiap masalah dan mencari solusinya seketika itu juga. Beberapa perusahaan tersebut bahkan tidak mengetahui itu dan diawal selalu melakukan "defense". 

Dalam kasus diatas, konyol sekali kenapa tidak ditayakan alasan penutupan terlebihdahulu padahal dari data pasti sudah ter-record sebelumnya sebab waktu itu saya juga menelepon call center untuk penutupan karena tidak berkenan membayar iuran tahunan. Akhirnya aku yang mau menutup kartu kredit malah menjadi tidak sengaja membayar iuran tahunan. Lebih konyol lagi, untuk proses pengajuan refund iuran tahunan tersebut disampaikan tidak dapat langsung dilakukan dan harus dilakukan ke-esokan harinya ditambah ada biaya refund juga. 

Mohon maaf tidak masuk logika dan aku cukup keras untuk mempertahankan solusi yang adil untuk nasabah, yaitu diriku sendiri. Hasilnya? aku selalu berhasil dengan solusi yang adil untukku. Merasa menang? lebih tepatnya merasa puas karena sebenarnya aku sudah membantu nasabah lainnya dengan kasus yang sama akan memiliki bisnis proses yang lebih baik. Semoga tidak hanya untukku ya, tapi juga berlaku untuk nasabah lainnya. 

Terima Kasih Tuhan Yesus

Terima kasih Tuhan Yesus,
adalah kalimat pertama yang kini selalu aku ucapkan setiap kali membuka mata di pagi hari. 

Bagaimana aku selalu mengingatkan diri ini bahwa sebuah hembusan nafas dengan badan yang sehat adalah berkat tidak ternilai yang harus selalu aku sadari untuk disyukuri. 

Aku mengingat bahwa banyak sekali permohonanku kepada Tuhan namun aku tak pernah konsisten untuk memperbaiki diri. Herannya, Tuhan selalu kembali hadir datang menolong dan mengabulkan permohonan-permohonanku. Layaknya seseorang yang selalu aku nanti untuk tidak pernah menyerah akan kesalahan-kesalahanku dengan selalu berada disisiku agar aku tidak kembali jatuh. 

KasihMu mengajarkanku untuk ingin bangkit dengan konsisten. Memperbaiki diri untuk menjadi siap setiap saat bila waktunya tiba aku telah menjadi yang terbaik.

Terima kasih Tuhan Yesus, sebab aku tidak akan menyerah pada apapun juga, sebelum kucoba semua yang aku bisa. Aku percaya Engkau punya rencana terbaik dan selalu berada disisiku.

Minggu, 19 Juli 2020

Simple Life

It's actually my old writing and I found it at my facebook page. I read it and I smiled, so I decide to put it here. Enjoy!

=================

How simple is your life?
is that as simple as you say "Thank you" everytime you see a new day?
as simple as you smile to everybody you meet?
or as simple as you laugh when a funny thing come?

YES..it is as simple as all those things..
So why are so many people think too much?
Many people don't know how to smile or how to laugh and appreciate new day comes

They say:
ough...I have to collect much money to build my future house...I can not play around
No...I can not go to church because I have an important meeting
Please, don't bother me with all your problems, I have my own problems
I can not pray 5 times a day, I'm a traveler!

We have many reasons to make our life complex but we forget that life is that as simple as you say all those reasons to avoid it.
Simple life will come as soon as you realize that all problems come just as attributs to make your life more attractive

Enjoy it and start from smile, laugh and say thank you everyday.


September 30th 2011



Aku Belajar

Karena setiap hari adalah sebuah pembelajaran.
Aku belajar minum kopi dan teh tanpa gula, dahulu mana mau?!
Aku belajar melakukan olahraga di tempat gym setiap 3-4x/minggu, sebelumnya 1x/bulan saja sudah bagus.
Aku belajar untuk tidak mempermasalahkan masalah pekerjaan dan menjadikanku marah kepada orang lain. Dahulu aku bisa saja menyakiti perasaan orang yang lebih tua dariku karena profesionalisme pekerjaan tanpa mengenal sisi humanis perasaan orang lain.
Aku belajar bagaimana merelakan sebuah pengharapan kepada orang lain yang "mungkin" bukan untukku. Dahulu kala, aku bisa stress berkepanjangan dan menangis sepanjang malam.
Dan kini aku mulai belajar membiasakan perasaan tidak memiliki apa yang aku inginkan. Dimana dahulu selalu aku terbiasa mendapatkan apapun yang aku inginkan.

Aku belajar dengan sekuat yang aku punya untuk dapat hidup dengan kenangan bersama Papa. Ia yang mengajarkanku dari hal kecil dan besar, dari banyak hal baik dan hangat. Ia yang selalu menantiku pulang ke rumah dan memasak untukku setiap hari. Ia yang selalu menjadi dokter paling hebat untukku. Ia yang selalu memberikan apapun yang aku minta walau sebuah permintaan yang mungkin tidak akan pernah dikabulkan oleh orang tua manapun. Ia yang selalu percaya akan kemampuanku dan mendukung apapun pilihanku. Ia yang selalu bangga dan bahagia dengan apapun pencapaianku. Ia yang selalu aku rindukan walau tak dapat lagi aku temui.

Aku belajar untuk menjaga dan bahagiakan Mama setelah kamu pergi. Aku belajar untuk menjadi anak yang kamu banggakan dari surga, dan aku masih terus belajar untuk tidak menangis bila merindukanmu setiap hari.

Aku belajar hidup tanpamu, Papa.

Senin, 13 Juli 2020

Fokus sebuah kebahagiaan

Banyak orang berkata bahwa uang tidak dapat membeli sebuah kebahagiaan, atau dengan kata lain, uang tidak dapat membahagiakanmu. Dilain sisi juga banyak sekali orang yang menganggap uang adalah sumber kebahagiaan. Setidakbahagianya kita, akan lebih menyedihkan bila kita tidak punya uang. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, namun menurut aku kurang tepat bila kita terlalu fokus dengan uang.  Aku bukan penganut orang bahagia harus punya banyak uang ataupun orang bahagia tidak harus dengan uang. Aku tidak ingin kebahagiaan itu dikendalikan pada benda mati seperti uang karena uang sendiri hanyalah ciptaan manusia.  Fokus kebahagiaanku adalah diriku sendiri. Apa yang benar-benar aku inginkan dan apa yang benar-benar ingin aku lakukan yang mana bila terwujud akan membuatku bahagia. Jadi bukan fokus pada uangnya yang hanya akan menjadi alat untuk mendapatkan kebahagiaan, namun fokus kepada diri sendiri. Aku tidak bilang bahwa untuk bahagia kita tidak perlu uang atau sebaliknya. Namun bila keinginan diri kita terpenuhi maka kita akan bahagia, terlepas apakah itu menggunakan uang atau tidak dalam mewujudkannya.

Kebahagiaan itu diukur pada satu peristiwa, keadaan, situasi dalam suatu waktu yang singkat atau untuk waktu panjang pada kehidupan seseorang. Kebahagiaan akan dirasakan seseorang dalam satu masa baik singkat terbatas atau dalam jangka waktu lebih lama. Karena hidup itu dinamis, salah satu mimpi atau harapan terpenuhi maka kebahagiaan akan dirasakan namun tidak akan membuat seseorang bahagia selamanya.

Satu contoh kecil ya.
  •  Aku bahagia kalau dapat jalan-jalan ke Eropa. 
  •  Aku bahagia kalau punya banyak uang jadi dapat jalan-jalan ke Eropa.
  • Aku bahagia kalau sudah punya pekerjaan dengan gaji besar untuk dapat jalan-jalan ke Eropa.
Pada contoh diatas, bentuk kebahagiaan point pertama adalah bisa jalan-jalan ke Eropa (diri sendiri). Fokusnya adalah pergi ke Eropa sehingga seluruh energi akan terfokus pada diri sendiri yang ingin liburan ke Eropa. Seperti yang kita tau, keinginan yang kuat akan dapat menuntun seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan sehingga aku meyakini bahwa keinginan tersebut akan dapat terwujud baik menggunakan banyak uang ataupun tidak. Diri ini tidak peduli apakah harus punya banyak uang dahulu baru dapat liburan ke Eropa. Inti fokusnya adalah liburan ke Eropa yang dengan cara apapun tidak masalah. Apakah menang undian, dibayarin teman yang kelebihan uang, ada pekerjaan disana jadi sekalian liburan atau juga dengan uang banyak karena usaha dan pekerjaan sukses. Caranya bisa apa saja namun fokus kebahagiaannya ada pada diri sendiri jalan-jalan ke Eropa.

Sedangkan untuk poin kedua dan ketiga, fokusnya adalah uang sehingga segala upaya dan usaha akan dilakukan untuk mendapatkan uang. Usaha tidak akan membohongi hasil, maka orang yang benar berusaha mendapatkan uang banyak diyakini pada akhirnya akan dapat menghasilkan uang yang diinginkan, karena fokusnya adalah uang. Namun yang sering keliru karena terlalu fokus kepada uang, maka seluruh energi akan terpusat ke uang. Pada akhirnya setelah punya banyak uang ternyata tidak punya banyak waktu untuk liburan ke Eropa, atau ternyata tidak cukup sehat untuk liburan ke Eropa. Sehingga muncullah kalimat bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan.

Fokuslah pada keinginan diri sendiri, bukan kepada uang karena uang hanyalah salah satu benda mati yang dapat mewujudkan keinginan tersebut. Bila fokus pada uang, maka saat uang didapatkan, tidak ada jaminan keinginan diri sendiri dapat terpenuhi. 


Rabu, 08 Juli 2020

Olahraga dulu dan kini

Salah satu cerita perjalanan juga berhubungan dengan perjalanan bentuk tubuh. Jadi kali ini aku ingin sharing pengalaman terkait berat badan dan kebiasaan olahraga selama ini.

Sejak jaman kuliah dulu, atau sekitar 15 tahunan yang lalu aku selalu suka berolahraga melalui organisasi pecinta alam kampusku. Olahraga buatku adalah sesuatu yang dilakukan di luar ruangan (di alam) dengan skill tertentu seperti, arung jeram, panjat tebing, hiking/mountaineering, cycling, caving, ataupun diving. Jadi olahraga seperti lari atau jogging itu aku anggap hanya sebagai pemanasan sebelum berolahraga. Hampir setiap minggu aku memiliki kegiatan keluar kota diakhir minggu untuk melakukan kegiatan di alam terbuka. Dan dengan padatnya kegiatan yang ada aku pernah memiliki jadual kegiatan selama 15 hari non-stop untuk melakuan latihan, naik gunung, panjat tebing dan penelurusan goa di empat lokasi berbeda (Bandung, Padalarang, Jogjakarta dan Sukabumi). Cerita perjalanan ini sudah pernah aku tulis di blog ini dengan judul 14-30 Juni 2007. 

Hobi berkegiatan di alam terbuka membuat tubuh selalu fit dan terhindar dari stress. Pernah suatu ketika aku masih menjadi anggota muda di ASTACALA dan melakukan perjalanan ke Gn. Salak dengan beberapa rekan senior di organisasi. Saat itu aku mengikuti kegiatan tersebut lebih karena ada unsur merasa "gak enak"bila tidak ikut sebab selain ingin aktif di organisasi aku juga selalu kepikiran dengan tugas-tugas perkuliahan yang banyaknya segambreng. Sehingga di gunung sepertinya aku terlihat merenung dan sedikit terlihat banyak berpikir. Salah seorang kakak senior pun bertanya, 

"On, kenapa lu?"
"Ada tugas belum selesai kak"kataku dengan sedikit resah gundah gulana.

Kakak senior kala itu bukannya berempati namun dijawab santai, 

"On, kita ini naik gunung bukan untuk menyelesaikan masalah di kota. Yang ada di kota tinggalin di sana, kita disini untuk naik gunung"

Aku berpikir, benar juga ya, dengan memikirkan masalah di kota saat berada di gunung itu tidak menyelesaikan masalah di kota, dan sejak saat itu gunung, sungai, goa dan tebing menjadi tempat aku bermain, berolahraga dan mencintai alam dengan lepas dan bebas. Balik ke kota baru aku menyelesaikan masalah di kota. Kebiasaan berolahraga ini selalu aku usahakan untuk terus dilakukan walau telah lulus dan bekerja. Aku sempat mengganti olahraga dengan bersepeda di Jakarta dan sesekali melakukan scuba diving sebab waktu libur dan cuti ketika bekerja sangat terbatas bila aku ingin tetap melakukan hobi seperti dahulu kala. 

Pada tahun 2010, aku bersama teman-teman ASTACALA melakukan perjalanan ke Gn. Semeru, dan aku memutuskan untuk berhenti naik gunung setelahnya. Aku merasa naik gunung sudah bukan "my things" lagi setelah bekerja. Sangat sulit mencari waktu dan sangat lelah rasanya karena badan sudah tidak terbiasa seperti dahulu kala. Namun masih tersimpan satu gunung yang ingin dan berharap suatu saat nanti dapat aku kunjungi, Kilimanjaro.

Hari demi hari dan bulan berganti tahun, aku kini sudah sangat jarang berolahraga. Bahkan untuk sekedar bersepeda juga sudah hampir tidak pernah. Pekerjaan saat ini mengarahkanku untuk lebih banyak melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain sehingga seakan tidak ada lagi tenaga untuk dapat aku sisihkan dalam berolahraga. Entah apa yang terjadi pada dunia ini, di tahun ini semua seperti terhenti dan seluruh dunia tidak dapat melakukan perjalanan karena adanya pandemi Covid19. Lucu karena pandemi ini aku melakukan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku mengakui bahwa lari adalah olahraga dan kini aku terobsesi untuk melakukan jogging setiap hari untuk latihan dan mungkin pada waktunya aku ingin mengikuti marathon.

Tidak banyak yang dapat aku lakukan selama masa pandemi, lari di tempat Gym atau di pinggir pantai ternyata membuat aku lebih bahagia. Ah, ternyata diri ini memang tidak bisa lepas dan jauh dari yang namanya latihan dan berkeringat! Pandemi ini mengajarkan aku untuk lebih menghargai setiap bentuk olahraga dan menjadi langsing kembali tanpa lemak jahat. ha ha ha! Terima kasih semesta atas kasih sayangmu padaku. xoxo


Senin, 06 Juli 2020

Europe Trip (Prolog)

Satu tahun yang lalu, di bulan Mei aku akhirnya dapat memenuhi dua buah wishlist yang sudah sangat lama ingin aku lakukan, yaitu melakukan perjalanan ke Eropa dan melakukan perjalanan solo. Solo trip sudah menjadi salah satu wishlist ku sejak lama namun belum juga kesampaian, karena berbagai alasan klise, aku gak suka jalan sendirian. Ya, sebenarnya aku bukan tipe traveler yang suka jalan sendirian, solo trip merupakan sebuah hal yang sangat aku hindari namun sangat penasaran ingin aku lakukan sehingga walau tidak suka namun aku juga ingin melakukannya. Mungkin sudah 5 tahun sejak pertama kali keinginan ini muncul hingga akhirnya aku memutuskan untuk melakukan solo trip ke Eropa. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku yakin untuk melakukan solo trip dengan berbagai pertimbangan mendasar :
1. Eropa Barat adalah negara yang cukup aman dilakukan seorang diri, saat itu aku merencanakan untuk mengunjungi negara-negara mainstream di Eropa sehingga menurutku ini adalah saat yang tepat untuk melakukan solo trip.
2. Aku punya beberapa teman yang tinggal di Eropa dan ingin mengunjungi mereka kesana. Jadi sebenarnya selama di Eropa aku tidak benar-benar sendiri karena aku tinggal di rumah teman dan mereka kadang menemaniku. 
3. Tidak ada waktu lagi untuk melakukan perjalanan panjang dengan sekelompok teman karena aku melakukan perjalanan ini dengan cukup mendadak.

Ini adalah perjalanan terpanjang yang pernah aku lakukan selama bekerja, dengan cuti selama 10 hari dan kombinasi tanggal merah dan weekend, total ada 16 hari berada di Eropa. Bahkan karena merasa perjalanan ini akan sangat jauh, aku memutuskan untuk membuat 2 visa, England dan Schengen sehingga saat itu aku dapat mengunjungi beberapa kota di Belanda, German, Perancis dan Inggris. Pada postingan berikutnya aku akan share itinerary perjalanan selama di Eropa dengan seluruh cost dan rekomendasinya. 

Prolognya sampe sini dulu.

Minggu, 05 Juli 2020

Wahai Malam

Pada suatu masa aku menikmati sebuah malam yang sangat indah.
Sinar rembulan menyinari lembah yang dingin, dimana sesekali kabut tipis bergerak melambat diantara pohon dan rumput yang seakan melambai ke arahku. Mata ini menatap lirih, betapa indah semesta tercipta untuk manusia dapat menikmatinya.

Beribu malam tlah berganti, indah malam itu di alun-alun surya kencana masih terlihat nyata dengan sangat menawan dihati ini. Malam kini terasa sedikit lebih tenang tanpa hiruk pikuk kumpulan manusia yang sedang menikmati kopi dan bercengkarama, maupun tawa dalam padatnya dunia malam, tanpa keramaian sebuah pagelaran ataupun sebuah pesta dipinggiran pantai yang landai. Dunia seperti sedang beristirahat dan melambat tanpa banyaknya manusia yang berkumpul untuk menikmati malam dengan cara-cara yang mereka suka.

Selamat malam bumiku yang sedang berjuang untuk kembali normal. Tidak ada bagiku sebuah kenormalan baru, tidak ada bagiku sebuah ketidaknormalan dinyatakan sebagai sebuah normal yang baru. Buatku, bumi ini selalu indah dengan caranya sendiri. Kami, manusia sebaiknya kembali belajar bagaimana mencintai bumi dengan apa adanya. Hidup berdampingan dengan keselarasan dan keseimbangan.

Selamat malam, dahulu, kini dan nanti engkau yang selalu menawan, wahai malam.