Senin, 06 Juli 2020

Europe Trip (Prolog)

Satu tahun yang lalu, di bulan Mei aku akhirnya dapat memenuhi dua buah wishlist yang sudah sangat lama ingin aku lakukan, yaitu melakukan perjalanan ke Eropa dan melakukan perjalanan solo. Solo trip sudah menjadi salah satu wishlist ku sejak lama namun belum juga kesampaian, karena berbagai alasan klise, aku gak suka jalan sendirian. Ya, sebenarnya aku bukan tipe traveler yang suka jalan sendirian, solo trip merupakan sebuah hal yang sangat aku hindari namun sangat penasaran ingin aku lakukan sehingga walau tidak suka namun aku juga ingin melakukannya. Mungkin sudah 5 tahun sejak pertama kali keinginan ini muncul hingga akhirnya aku memutuskan untuk melakukan solo trip ke Eropa. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku yakin untuk melakukan solo trip dengan berbagai pertimbangan mendasar :
1. Eropa Barat adalah negara yang cukup aman dilakukan seorang diri, saat itu aku merencanakan untuk mengunjungi negara-negara mainstream di Eropa sehingga menurutku ini adalah saat yang tepat untuk melakukan solo trip.
2. Aku punya beberapa teman yang tinggal di Eropa dan ingin mengunjungi mereka kesana. Jadi sebenarnya selama di Eropa aku tidak benar-benar sendiri karena aku tinggal di rumah teman dan mereka kadang menemaniku. 
3. Tidak ada waktu lagi untuk melakukan perjalanan panjang dengan sekelompok teman karena aku melakukan perjalanan ini dengan cukup mendadak.

Ini adalah perjalanan terpanjang yang pernah aku lakukan selama bekerja, dengan cuti selama 10 hari dan kombinasi tanggal merah dan weekend, total ada 16 hari berada di Eropa. Bahkan karena merasa perjalanan ini akan sangat jauh, aku memutuskan untuk membuat 2 visa, England dan Schengen sehingga saat itu aku dapat mengunjungi beberapa kota di Belanda, German, Perancis dan Inggris. Pada postingan berikutnya aku akan share itinerary perjalanan selama di Eropa dengan seluruh cost dan rekomendasinya. 

Prolognya sampe sini dulu.

Minggu, 05 Juli 2020

Wahai Malam

Pada suatu masa aku menikmati sebuah malam yang sangat indah.
Sinar rembulan menyinari lembah yang dingin, dimana sesekali kabut tipis bergerak melambat diantara pohon dan rumput yang seakan melambai ke arahku. Mata ini menatap lirih, betapa indah semesta tercipta untuk manusia dapat menikmatinya.

Beribu malam tlah berganti, indah malam itu di alun-alun surya kencana masih terlihat nyata dengan sangat menawan dihati ini. Malam kini terasa sedikit lebih tenang tanpa hiruk pikuk kumpulan manusia yang sedang menikmati kopi dan bercengkarama, maupun tawa dalam padatnya dunia malam, tanpa keramaian sebuah pagelaran ataupun sebuah pesta dipinggiran pantai yang landai. Dunia seperti sedang beristirahat dan melambat tanpa banyaknya manusia yang berkumpul untuk menikmati malam dengan cara-cara yang mereka suka.

Selamat malam bumiku yang sedang berjuang untuk kembali normal. Tidak ada bagiku sebuah kenormalan baru, tidak ada bagiku sebuah ketidaknormalan dinyatakan sebagai sebuah normal yang baru. Buatku, bumi ini selalu indah dengan caranya sendiri. Kami, manusia sebaiknya kembali belajar bagaimana mencintai bumi dengan apa adanya. Hidup berdampingan dengan keselarasan dan keseimbangan.

Selamat malam, dahulu, kini dan nanti engkau yang selalu menawan, wahai malam.

Jumat, 30 Agustus 2019

Traveling with Mom


Finally I had a chance to travel with my mama to overseas. I chose Bangkok for the destination because it's not too far, not too expensive and has a delicious food and we both never been to Bangkok. Well, actually I made this trip to celebrate her birthday, however I couldn't make it on June 23rd so it delayed a month. We went to Bangkok on July 21st. And it was so good! We had a fun time and I'm glad that she enjoyed the trip, well she was a lil bit tired but it's okay. lol.

Anyway, I will tell you some of our funny moments while in Bangkok.

#1 "Where do you wanna go Mom?"
A month before we go to Bangkok, I have asked my mom which places of Bangkok that she wanted to visit. And she just said, "I don't know, just pick that you think is nice" I said to her that I will make the itinerary and she can see it first. I made the itinerary for shopping, culinary and some attractions to visit. My mom didn't say anything and said nothing to it. So I think everything is okay. 

Two days before we were going home, she said: "We are in Bangkok, we should go to the palace" I said that it's ok, we can made it for tomorrow as the last day, so I just reduce time for shopping. I put shopping at the last day trip so I think it doesn't matter.  I was so tired that night so I will find the way to the palace in the morning. And I shocked, I found that we need to buy the ticket online at least 24 hours prior the day. I told my mom this issue and she looked upset. I think the palace idea come because she saw a lot of pictures of the King in the city. LOL.

#2 "Mom, please take my photos too.."
My mom like to take photos and she also like to get photos too. So she just concern that she had a good photos at every corner that attracted her. At some moments I took her photos and I also want to get photos at her spots. "Mom, please take my photos too, just like I get yours" My mom come and take my phones. She said, "Okay.." I can see that see took a lot of photos and I came to her to see it. "Mama, let me look..were my poses good?" and I shocked..none of my photos there.. "Mom, where are my photos? it just your last photos I taken before?" My mom also shocked, she said "Haahh? how come..? I did take many of yours.." HAHAHA. I'm pretty sure she didn't push the button well, and she didn't noticed that none of photos taken. lol.

continue..

Sabtu, 03 Agustus 2019

Sebuah kesempatan membuat cerita


Seorang bisa memiliki banyak harta dan kedudukan yang membuatnya dapat disanjung. Namun apakah saat harta dan kedudukan itu ia miliki, ia masih memiliki waktu untuk membuat cerita yang ia inginkan? 

Jangan pernah menyiakan kesempatan untuk membuat cerita dengan orang tuamu. Penyesalan terbesar yang aku alami adalah aku menyiakan banyak kesempatan untuk membuat cerita dengan papa. Tidak ingin kehilangan kesempatan lagi akupun segera mengambil kesempatan untuk membuat cerita dengan mama.

Selama 4 hari 3 malam, aku dan mama jalan-jalan ke Bangkok. Cerita perjalanan dengan mama ini aku set dengan santai. Perjalanan dimulai tanggal 21 July dengan rute: DPS-x/CGK-BKK. Awalnya aku mengajak mama ke Bangkok karena aku ingin menginap di Hotel bintang 5 disana. Reservasi sudah aku lakukan dan tanggal sudah confirmed. Ternyata aku salah melihat lokasi hotel yang nyatanya ada di Samui, bukan di Bangkok. Samui adalah sebuah pulau di Thailand dan untuk kesana perlu naik pesawat lagi sehingga waktu untuk traveling dapat menjadi lebih lama. Akhirnya aku putuskan untuk membatalkan reservasi hotel tersebut dan memilih hotel lain di Bangkok. Hotel pilihanku adalah Grand Business Inn. Bukan hotel bintang 5, namun  bersih, terlebih lokasinya sangat strategis. Hanya 50 langkah ke stasiun BTS Nana, sebelah stasiun terdapat seven eleven sebelah, samping dan depan hotel ada money changer dengan rate yang cukup bagus.

Selama 4 hari 3 malam, tanggal 21 -24 Juli aku mendapat kesempatan untuk membuat cerita bersama mama. Tentu dengan papa di surga juga. Penasaran? Check my next post ya :)

Jumat, 12 Juli 2019

Tantangan Sabar


Malam yang menemaniku pantang menyergap segala keresahan hati yang gelisah. Hari ini hari Jumat, sebuah akhir Minggu yang mungkin untuk sebagian besar mahluk di Bumi bergembira. Sebuah akhir minggu yang selalu dinanti. Mungkin kalau hari Jumat itu seorang pria tampan, dia seperti Nicholas Saputra, kakak ganteng yang selalu didamba (lol). Aku melihat langit yang mulai berubah menjadi gelap, seakan memanggilku untuk menikmati malam dengan lebih intim. Ahh...semesta ini selalu menggodaku.

Akupun memutuskan untuk berhenti sejenak untuk menikmati kopi. Membuka laptop dan mencoba untuk mulai kembali menulis. Aku mulai dengan cerita tentang almarhum ayahanda tersayang. Ternyata air mata tidak mau berhenti mengalir. Semakin jari ini mengetik kisahnya, aku menangis. Nyatanya aku masih belum bisa menerima, belum bisa sabar akan situasi kehidupanku tanpanya. Sabar tak henti menjadi sebuah mata pelajaran yang belum bernah selesai aku lewati. Mungkin besok, lusa atau minggu depan, semoga tidak terlalu lama. Kuputuskan untuk menikmati sisa hari ini dengan lebih sabar.

=========== 

Seorang teman pernah mengingatkanku untuk kembali menulis. Dan setelah sekian tahun berlalu, inilah makna hidup yang ingin aku wujudkan. Tantangan sabar untuk hati yang gelisah.

Selamat malam, wahai langit dan bintang,
Denpasar, 12 Juli 2019